Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 Desember 2024

 

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN  KELAS

 

 

 

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PKN DAN SELF EFFICACY SISWA

 

 

 

 

 

 

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lomba Guru SMP Berprestasi

 Tahun 2019

 

 

oleh

 

                                 NAMA    :      MUGI LESTARI, S.Sos.,M.Si

                                 NIP          :      19770717 200801 2 021

 

 

 

 

 

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 REMBANG

Alamat : Jln.  Raya Losari Rembang Purbalingga

( 0281-7610700 * 53356

 

              

I.       PENDAHULUAN

 

 

 

A.      Latar Belakang

 

Pada aktivitas belajar mengajar mata pelajaran PKn kelas IXE semester gasal tahun pelajaran 2018/2019, peneliti menjumpai permasalahan siswa yaitu pada aspek penguasaan materi dan kepercayaan diri (self efficacy) siswa.  Selain itu, proses pembelajaran juga masih didominasi oleh peneliti dan kurang melibatkan siswa yang pada akhirnya menyebabkan keaktifan siswa belum optimal.  Hal ini dapat diketahui dari  hasil belajar siswa kelas IXE pada kondisi awal yang dilakukan sebelum siklus pada tabel berikut:

            Tabel 1. Kondisi Awal Sebelum Siklus

No.

Kondisi Awal

Keterangan

1

Nilai tertinggi

85

2

Nilai terendah

55

3

Rata-Rata

76,52

4

Jumlah siswa tuntas

18

5

% ketuntasan

54,55%

6

Jumlah siswa tidak tuntas

15

7

% ketidaktuntasan

45,45%

Jumlah siswa

33

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 33 siswa ternyata nilai rata-rata kelas yang diraih baru mencapai 76,52 dari nilai tertinggi 85 dan yang terendah adalah 55. Siswa yang telah mencapai batas tuntas sebanyak 18 siswa (54,55%) dan yang belum tuntas 15 siswa (45,45%) sedangkan KKM PKn kelas IX tahun pelajaran 2018/2019 yang ditetapkan adalah 76.

Selain hasil belajar, peneliti juga menjumpai permasalahan yang berhubungan dengan self efficacy siswa yang masih rendah.  Self efficacy merupakan keyakinan seseorang atas kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Self efficacy dapat mempengaruhi tindakan mereka dalam mencapai sesuatu, berapa banyak usaha yang diupayakan, berapa lama mereka akan bertahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketahanan mereka terhadap kesulitan.  Permasalahan tersebut dapat dilihat dari semangat/antusias siswa dan kemampuan siswa serta kegigihan siswa dalam meyelesaikan tugas yang masih rendah sehingga masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. 

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Di sinilah peneliti dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi dalam ranah kognitif dan self efficacy dalam ranah afektif siswa.

Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar dan self efficacy siswa dalam mata pelajaran PKn.  Dalam hal ini peneliti memilih strategi pembelajaran mind mapping dalam meningkatkan self efficacy dan hasil belajar siswa.

Mind mapping (peta pikiran) merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pemikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.  Ini berarti mengingat informal akan lebih mudah dan lebih diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2013:5). Dengan strategi pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sekaligus meningkatkan self efficacy siswa karena siswa dituntut untuk aktif mendalami materi ajar yang akan dipresentasikan kepada teman-temannya.  Sedangkan siswa yang kebagian menjadi audien juga aktif untuk menanggapi teman yang sedang presentasi.

 

 

B.       RUMUSAN MASALAH

Apakah strategi pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan self efficacy siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019?

C.      TUJUAN

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan self efficacy siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe mind mapping.

D.      KAJIAN PUSTAKA

1.      Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slamet dalam Aston, 2007).

G. Kimble dalam Elin Rosalin (2008:16) mengemukakan bahwa ada tiga faktor penting dalam kegiatan belajar, yaitu: (1) adanya perubahan perilaku permanen sebagai hasil perbuatan belajar. (2) adanya perilaku yang bersifat potensial sebagai model dasar individu yang dikembangkan secara optimal. (3) adanya kegiatan penguatan sebagai suatu pendekatan dalam mengembangkan perilaku dasar individu untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slamet dalam Aston, 2007).

Dengan demikian, hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.      Self Efficacy

Menurut Albert Bandura (dalam Endang, 2012:105) bahwa konsep self efficacy sebagai keyakinan tentang kemampuan yang dimiliki untuk mengatur dan melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan dalam mencapai keinginannya. Self efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu terhadap kemampuannya dalam melaksanakan Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semester dan menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi, sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang diharapkannya dengan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Menurut Collins (Dale, 2012:203) mengidentifikasikan para siswa dengan kemapuan tinggi, rata-rata, dan rendah. Dalam setiap level ia menemukan para siswa dengan efikasi diri yang tinggi maupun yang rendah. Ia memberi soal-soal untuk diselesaikan.  Siswa dengan kemampuan efikasi diri yang tinggi dapat menyelesaikan banyak soal dengan benar dibandingkan dengan siswa yang efikasi diri yang rendah.

Oleh karenanya, self efficacy menjadi faktor penentu kompetensi individu.  Artinya, individu yang memiliki kemampuan berbeda atau individu yang sama dengan kondisi yang berbeda dapat menunjukkan kemampuan di bawah standar, sesuai standard, atau di atas standar, tergantung dari fluktuasi dalam self efficacy yang dimilikinya.  Oleh karenanya, self efficacy menjadi kontributor utama untuk mencapai suatu prestasi, bagaimanapun kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Bandura (Dale, 2012:203) efikasi diri dapat menimbulkan efek yang beragam dalam berbagai setting prestasi.  Self efficacy yang dimiliki setiap individu berbeda, maka diperlukan indikator sebagai alat ukur seberapa besar self efficacy siswa yang dimiliki individu tersebut. indikator-indikator self efficacy anatara lain sebagai berikut :

a.    Level (tingkatan self efficacy di mana siswa sebatas meyakini dia mampu menyelesaikannya). Adapun indikator self efficacy pada dimensi level adalah sebagai berikut: (1) mampu menyelesaikan tugas. (2) mampu menghadapi tugas di luar kemampuan.

b.    Strength (tingkatan self efficacy di mana siswa yakin mampu menunjukan usaha-usaha yang dilakukannya). Adapun indikator self efficacy pada dimensi strength adalah sebagai berikut: (1) bertahan dan ulet dalam mengerjakan soal. (2)  kegigihan dalam menghadapi tugas. (3) pengaruh pengalaman pribadi.

c.    Generality (tingkatan self efficacy dimana keyakian yang dimiliki seseorang unutuk menggeneralisasikan ke dalam situasi yang lain). Adapaun indikator self efficacy pada dimensi generality dalah sebagai berikut : (1)  konsisten pada tugas dan aktivitas. (2)  kesiapan menghadapi situasi. (3)  mengarahkan perilaku.

3.      Mind Mapping

Mind Mapping adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004:75). Mind Mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Mind Mapping sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari (Jensen dan Makowitz, 2002: 95).

Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping).

Tabel 2. Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping

Catatan Biasa

Mind Mapping

Hanya berupa tulisan-tulisan saja

Berupa tulisan, symbol dan gambar

Hanya dalam satu warna

Berwarna-warni

Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama

Untuk mereview ulang diperlukan

waktu yang pendek

Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih lama

Waktu yang diperlukan untuk

belajar lebih cepat dan efektif

Statis

Membuat individu menjadi lebih

kreatif.

Sumber: Sugiarto (2004:76).

Model pembelajaran mind mapping mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan model pembelajaran yang lain. Perbedaannya terletak pada kegiatan inti yang dilakukan siswa dalam meneyelesaikan permasalahan yaitu dengan membuat peta konsep dari permasalahan tersebut sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Berikut ini disajikan langkah-langkah model pembelajaran mind mapping menurut beberapa pendapat.

Tabel 3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping

1.        Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

2.        Guru mengemukakan permasalahan yang akan ditanggapi siswa

3.        Membentuk kelompok yang anggotanya 2 sampai 3 orang

4.        Setiap kelompok menginventarisasi dan mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

5.        Setiap kelompok secara acak atau kelompok tertentu membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan

6.        Dari data di papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberikan bandingan sesuai dengan konsep yang disediakan oleh guru.

 

Sumber: Hanafiah (2009:46)

Di sisi lain, Olivia (2008:13) menjelaskan tentang kelebihan model pembelajaran mind mapping, antara lain: (1) cara mudah menggali informasi dari dalam dan luar otak. (2) dapat digunakan sebagai jembatan diskusi.  Artinya, kita dapat mengembangkan mind mapping yang telah kita buat dengan mind mapping anggota lain. (3) cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan efisien. (4) cara membuat catatan agar tidak membosankan. (5) alat berfikir yang mengasyikan karena membantu berfikir dua kali lebih baik, dua kali lebih cepat dan dua kali lebih jernih dan menyenangkan.  Sementara itu, kelemahan model pembelajaran mind mapping diantaranya: (1) hanya siswa yang aktif yang terlibat. (2) tidak sepenuhnya siswa belajar (http://mahmmudin.wordpress.com).

Berdasarkan karakteristik mata pelajaran PKn yang multidisiplin di mana penuh dengan konsep yang harus dikuasai, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping adalah sangat tepat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran mind mapping merupakan model pembelajaran dimana siswa diskusi bersama kelompoknnya meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan teman-temannya.

Selain itu dalam model pembelajaran ini juga diperlukan ketrampilan sosial salah satunya adalah kerja sama sesuai dengan karakteristik PKn yang mengedapankan kerja sama dalam hal yang positif tentunya.  Di samping itu, model ini juga sangat tepat karena sesuai dengan karakteristik siswa usia SMP yang sangat kental pertemanannya dengan siswa lain, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping siswa dapat bekerja sama dengan teman sekelompok sekaligus sebagai fasilitator siswa lain sehingga pembelajaran lebih efektif.

 

4.      Kerangka Pikir

 

Agar hasil belajar PKn dan self efficacy siswa meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.

Upaya mengatasi permasalahan yang ada di kelas IXE, dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang aktif serta dapat meningkatkan keyakinan diri (self efficacy) sehingga aspek kognitif seperti hasil belajar PKN siswa dapat meningkat. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelajaran kooperatif tipe mind mapping yang merupakan model pembelajaran dimana siswa dalam mendiskusikan permasalahan dalam kelompoknya menggunakan warna dan gambar-gambar untuk membantu membangun imajinasi dengan kata-kata atau gambar-gambar yang ada dengan garis-garis melengkung atau cabang-cabang yang dapat membantu ingatan dan membuat asosiasi.

Di samping itu, siswa juga akan belajar mengomunikasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. Model pembelajaran ini juga efektif untuk melatih siswa berbicara menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri, sedangkan siswa lain diharapkan memperhatikan dan mengkritisi apa yang disampaikan oleh teman tersebut.

 

I.                   METODE PENELITIAN

 

A.      Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 dari bulan Juli sampai November di kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang.

B.       Subyek penelitian adalah siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang tahun pelajaran 2018/2019.  Jumlah siswa di kelas IXE adalah 33 yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

C.       Sumber data penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder.  Sumber data primer adalah data yang diambil dari subyek penelitian sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang bukan berasal dari subyek penelitian.

D.      Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan non tes serta angket.

E.       Validasi data ini dilakukan untuk mendapatkan instrument tes yang valid baik secara teoritis maupun empiric dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

F.        Analisis data primer yaitu analisis hasil belajar PKn yang berupa nilai ulangan harian dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai data awal tes dan nilai pada tiap-tiap siklus kemudian direfleksi.  Di samping itu juga digunakan analisis data sekunder yaitu berupa deskriptif kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diolah dengan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, observasi dan refleksi.

G.      Indikator Kinerja

Pada akhir penelitian ini, hasil belajar siswa tentang bisa dilihat dari hasil ulangan harian pada akhir siklus meningkat secara signifikan sebagaimana ditunjukkan dengan indikator kerja sebagai berikut :

a.       Secara klasikal kelas IXE mampu menyelesaikan soal ulangan harian dengan prosentase sekurang-kurangnya 85% siswa pada kelas tersebut mencapai nilai ≥ 76.

b.      Secara individual, sekurang-kurangnya 33 siswa di kelas IXE mencapai nilai batas tuntas  atau KKM sebesar 76 ( 76%).

c.       Adanya peningkatan Self efficacy siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping. Nilai rata-rata self efficacy siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang dikatakan berhasil jika mencapai rata-rata ≥2,5  dengan kriteria baik.

 

 

H.    Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini ditetapkan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan.  Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu planning, acting, observing dan reflecting.

II.                PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Belajar

 

Hasil tes evaluasi (Ulangan Harian) dari siklus I ke siklus II pada siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang mengalami peningkatan. Peningkatan hasil UH siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Siswa

No

Pencapaian

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

65

75

2

Nilai tertinggi

90

95

3

Rata-rata nilai

80,30

82,73

 

Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Dimana pada siklus I diperoleh hasil  nilai terendah siswa adalah 65 dan nilai tertinggi adalah 90 dengan nilai rata-rata kelasnya 80,30. Di sisi lain, pada siklus II diperoleh hasil nilai terendah adalah 75 dan nilai tertinggi adalah 95 dengan nilai rata-rata kelas 82,73.

Hasil belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II dipengaruhi oleh keseriusan siswa dalam proses pembelajaran. Keseriusan siswa dalam pembelajaran timbul karena siswa merasa tertarik dengan proses pembelajaran yang tidak seperti biasanya. Pembelajaran PKn biasanya disajikan dengan pembelajaran yang konfensional dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan masih kurang melibatkan siswa secara langsung pada saat pembelajaran dan seringkali membuat siswa bosan, tidak fokus dan tidak memperhatikan guru saat memberikan materi yang sedang dipelajari.

Setelah diterapkan proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe mind mapping, siswa menjadi lebih berantusias dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung dikarenakan pembelajaran dilaksanakan dengan cara berdiskusi kelompok dan siswa berkesempatan untuk berkreativitas membuat peta pikiran konsep yang dipelajari dengan menggunakan gambar, simbol, garis dan warna yang menarik. Melalui peta pikiran yang mereka buat dapat memudahkan mereka mengingat dan memahami setiap konsep yang dipelajari. Selain itu, siswa juga berkesempatan untuk mempresentasikan hasil peta pikiran mereka yang indah kepada teman-temannya dengan penuh antusias.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang.

B.       Self Efficacy

 

Self efficacy atau sikap keyakinan diri siswa pada penelitian ini mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi sikap keyakinan diri siswa atau self efficacy seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Rekapitulasi Angket Self Efficacy Siswa

Siklus

Rata-rata

Kriteria

Siklus I

2,95

Baik

Siklus II

3,31

Sangat Baik

 

Tabel di atas menunjukan bahwa ada peningkatan rata-rata self efficacy siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I rata-rata self efficacy siswa mencapai 2,95 dengan kriteria baik, pada siklus II rata-rata self efficacy siswa meningkat menjadi 3,31 dengan kriteria sangat baik.

Peningkatan self efficacy siswa ditandai dengan siswa menjadi lebih yakin terhadap diri sendiri pada saat mengerjakan tugas dari guru, saat mengerjakan tugas kelompok membuat peta pikiran (mind mapping), pada saat siswa mengerjakan tugas individu berupa ulangan harian atau pada saat mempresentasikan hasil diskusi berupa peta pikiran di depan kelas dan lebih percaya diri dalam berbicara di depan kelas.

Dari data yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran koopertif tipe mind mapping dapat meningkatkan self efficacy atau keyakinan diri siswa kelas IXE dalam mengikuti pembelajaran PKn.

C.      Observasi Aktivitas Guru

Rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru

No

Siklus

Pertemuan

Pelaksanaan

Jumlah Ya

Jumlah Tidak

1

Siklus I

P1

13

4

P2

16

1

2

Siklus II

P1

16

1

P2

17

0

 

Dilihat dari siklus I sampai siklus II terdapat peningkatan aktivitas guru. Pada siklus I pertemuan pertama tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan, guru tidak melibatkan siswa untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari dalam kegiatan inti eksplorasi, juga tidak mengarahkan siswa secara eksplisit untuk menyelesaikan soal LKS secara berkelompok.  Selain itu, guru tidak memberikan konfirmasi terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi melalui berbagai sumber, jadi pada siklus I pertemuan pertama guru melakukan 13 poin pelaksanaan dan tidak melaksanakan empat poin pelaksanaan, pada pertemuan kedua guru melaksanakan 16 poin pelaksnaan dan tidak melaksanakan satu poin pelaksanaan.  Pada siklus I pertemuan kedua, guru tidak memberikan kofirmasi terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi melalui berbagai sumber.

Pada siklus II pertemuan pertama guru tidak melibatkan siswa untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari dalam kegiatan inti eksplorasi.  Pada pertemuan kedua siklus II ini guru telah melaksanakan seluruh pelaksanaan yang tercantum dalam lembar observasi aktivitas guru.

Dilihat dari siklus I sampai siklus II terdapat peningkatan aktivitas guru. Hal ini menunjukkan bahwa aktivtas guru meningkat sangat baik dari siklus I dan siklus II. Aktivitas guru dari setiap pertemuan mengalami peningkatan karena setiap akhir pembelajaran dilakukan refleksi, sehingga guru dapat mengetahui kekurangan atau kendala yang dihadapi pada siklus I dan siklus II. Selain itu guru juga berusaha untuk memperbaiki cara mengajar agar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran PKn melalui model  pembelajaran kooperatif tipe mind mapping.

D.      Observasi aktivitas siswa

Observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7.  Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus

Jumlah Rata-rata

Presentase Rata-rata

Kriteria

Siklus I

83,5

48,7%

Cukup

Siklus II

107,5

65,14%

Baik

 

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I aktivifitas siswa mencapai jumlah rata-rata 83,5 dengan presentase rata-rata 48,7% dan masuk dalam kriteria cukup. Pada siklus II aktivitas siswa mencapai jumlah rata-rata 107,5 dengan presentase rata-ratanya adalah 65,14% masuk dalam kriteria baik.

Aktivitas siswa meningkat karena dalam proses pembelajaran, siswa dilibatkan secara langsung untuk mendiskusikan konsep yang diberikan oleh guru dalam bentuk peta pikiran agar lebih mudah dipahami. Selain itu, pada siklus II diberi tindakan yang meminimalkan ketidakaktivan siswa. Tindakan itu berupa pembagian kelompok yang semakin mengerucut yaitu hanya tiga siswa per kelompok, ditambah dengan pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing anggota kelompok.

Oleh karenanya, pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping ini dapat mendorong terjadinya peningkatan aktivitas siswa.  Hal ini dikarenakan model mind mapping memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif dan inofativ dalam membuat peta pikiran dengan penuh warna dan simbol serta gambar sesuai dengan konsep yang mereka kerjakan.

 

III.             SIMPULAN

 

Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai ulangan harian setiap siklusnya. Pada siklus I dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata kelasnya 80,30. Pada siklus II dengan nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95 dengan nilai rata-rata kelas 82,73.

Adanya peningkatan self efficacy siswa yang ditunjukan dengan peningkatan indikator self efficacy setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh jumlah 94,32 dengan rata-rata 2,95 dengan kriteria baik. Pada siklus II diperoleh jumlah 105,85 dengan rata-rata 3,31 dengan kriteria sangat baik.

Melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan self efficacy (keyakinan diri) siswa dalam pembelajaran PKn pada pokok bahasan pelaksanaan otonomi daerah dan perumusan kebijakan publik di daerah bagi kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran dengan penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping dapat  meningkatkan hasil belajar dan self efficacy siswa dalam mata pelajaran PKn, maka dapat disimpulkan hipotesis yang berbunyi “Melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan self efficacy siswa kelas IXE SMP Negeri 1 Rembang semester gasal tahun pelajaran 2018/2019” terbukti.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Aston L. Toruan, 2007, Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Melalui Model PBL pada Siswa Kelas X Ak 1 SMKN 3 Jakarta, Jakarta : PTK.

Dale H.Schunk, 2012, Learning Theoris An Educational Perspective, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Elin Rosalin, 2008, Bagaimana Menjadi Guru Inspiratif?, Bandung : PT. Korsa Mandiri Perkasa.

Jensen, Eric dan Karen Markowitz, 2002, Otak Sejuta Gigabyte:Buku Pintar Membangun Ingatan Super, Bandung:Kaifa.

Olivia, Femi, 2008, Gembira Belajar dengan Mind Mapping, Jakarta: Elex Media.

Sugiarto, Iwan, 2004, Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik dan Kreatif, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Pudjiastuti, Endang, 2012, Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Mencontok  Mahasiswa Psikologi Vol XXVIII, No. 1 Juni 2012.

http://mahmmudin.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2018