Total Tayangan Halaman

Jumat, 25 Maret 2011

Siswa adalah Klien

by Mugi Lestari

Ada seorang siswa mengeluh, "Mengapa ya kadang aku merasa seperti dimusuhi guruku sendiri, memang si aku termasuk siswa yang bandel, tapi kebandelanku bukan tanpa alasan, kadang aku merasa bosan dan sebel alias bete."  Itulah sekelumit kalimat yang mungkin sering kita dengar dari seorang siswa tentang dirinya.  Hal itu seharusnya menjadi bahan pemikiran kita semua sebagai seorang guru karena setiap permasalahan yang muncul dipermukaan biasanya ada pemicunya dan pemicu inilah yang harus kita cari solusinya.

Kadang seorang anak melakukan kebandelan bisa disebabkan seorang guru yang menggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik.  Kurang menarik disini bisa jadi metode yang dipakai itu-itu saja tanpa adanya kreatifitas dan inovasi.  Banyak metode pembelajaran yang ditawarkan, mengapa kita tidak berani mencobanya menjadi hal yang baru? Memang hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi kita karena kita harus mempelajari hal baru, mungkin juga membutuhkan sarana dan prasarana baru yang tidak tersedia di sekolah, mungkin juga membutuhkan keterampilan dan keahlian baru dan yang tak kalah penting lagi harus mempersiapkan mental baru.  Meski sesulit apapun kita harus mencobanya karena hal itu menjadi tuntutan sebagai guru profesional.

Disamping masalah metode pembelajaran, ada juga kebandelan siswa yang disebabkan karena sikap guru dalam menghadapi anak-anak bandel tersebut kurang tepat.  Kurang tepat di sini maksudnya tidak dengan ikhlas (tulus hati) ingin menyelesaikan masalah tapi cenderung agak kasar hanya karena meluapkan kekesalan kita terhadapnya.  Padahal seorang siswa juga manusia yang ingin diperhatikan dan disayang, jadi alangkah  baiknya kita sebagai guru juga melakukan pendekatan personal terhadapnya.  Kita sentuh hati dan jiwanya, mengajak ngobrol dari hati ke hati sehingga kita paham apa maksudnya melakukan hal itu.  Dengan kata lain, seorang guru juga menjadi sahabat, teman curhat dan psikolog bagi siswa-siswanya.

Mengapa hal itu harus dilakukan?  Karena kurikulum berbasis karakter juga mengamanatkan bahwa kita sebagai seorang guru harus menanamkan karakter-karakter yang diharapkan dalam setiap pembelajaran yang kita lakukan, disamping itu, kita juga berarti memberikan keteladanan yang akan tepat sekali dalam menanamkan nilai-nilai terhadap siswa.

Marilah kita mencoba merubah cara pandang kita terhadap siswa, siswa adalah klien kita sehingga kita harus memberikan pelayanan sebaik mungkin agar siswa merasa nyaman dan senang terhadap pembelajaran kita yang pada akhirnya akan semakin mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang kita harapkan.

Demikian sekelumit dari saya, semoga menjadi renungan bagi kita semua....kurang lebihnya mohon maaf, wallohua'lam .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar